Batikjawa tengah · 2. 5 baju pengantin adat jawa tengah · 6 alat musik tradisional dari sulawesi · 1. Beberapa diantaranya ada di bawah ini, simak yuk! Batik ini mewakili harapan agar sang anak yang akan menikah dapat mencari nafkah dan hidup mandiri setelah menikah, bahkan bukan hanya untuk pengantin melainkan .
Jumlah Pengunjung 35,361 Baju Pengantin Adat Jawa Tengah – Hal yang paling yang diperhatikan saat resepsi pernikahan adalah baju pengantin kedua mempelai. Baju pernikahan yang dipakai bisa berasal dari berbagai suku dan agama. Seperti yang diketahui, negara Indonesia memiliki banyak pulau dengan kebudayaan yang berbeda – beda tak terkecuali pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan salah satu pulau Indonesia dengan populasi yang paling banyak dan padat. Jika kita berbicara tentang Jawa Tengah, maka tidak lepas dari budaya dan kesenian yang melekat pada daerah ini. Baju Pengantin Adat Jawa Tengah – Dalam artikel ini kita akan membahas mengenai 6 Baju Pengantin Adat Jawa Tengah yang dapat menjadi inspirasi bagi kalian yang ingin mencari pakaian adat untuk pernikahan kalian. Terutama bagi kalian yang ingin melangsungkan pernikahan namun bingung pakaian apa yang dipakai 1. Jawi Jangkep Baju Pengantin Adat Jawa Tengah yang pertama adalah baju Jawi Jangkep. Baju adat Jawa Tengah yang kerap dipakai oleh pasangan pengantin yang mengangkat tema Jawa Tengah termasuk salah satunya pernikahan Putri Presiden Indonesia. Bapak Joko Widodo yaitu Kahiyang Ayu mengenakan pakaian yang berbalutkan baju beskap hitam yang dipadukan dengan kain batik atau jarit sebagai bawahan. Ada 2 macam motif pilihan beskap yang biasa dikenakan oleh pengantin Jawa Tengah yaitu beskap berwarna hitam dan beskap motif meriah, biasanya motif yang digunakan adalah motif bunga. Namun untuk motif yang meriah, biasa dikenakan oleh abdi dalem atau masyarakat kaum menengah. Jawi Jangkep, Baju Pengantin Adat Jawa Tengah – Untuk pemakaian kedua baju beskap ini memiliki fungsi dan situasi yang berbeda. Untuk menghadiri acara formal, maka beskap yang digunakan adalah beskap berwarna hitam dengan hiasan bros atau jam rantai di bagian saku. Untuk acara biasa, maka yang dikenakan adalah beskap motif dengan kain yang lebih tipis. Untuk melengkapi penampilan pria Jawa Tengah, mereka mengenakan blangkon, sandal selop serta keris dan roncean melati yang indah. 2. Kebaya Khas Jawa Tengah Kebaya, Baju Pengantin Adat Jawa Tengah – Baju Pengantin Adat Jawa Tengah selanjutnya adalah Baju Kebaya. Walaupun terdengar sangat umum, namum kebaya ini memiliki kekhasan tersendiri. Untuk kebaya Jawa Tengah ini memiliki dua mode kebaya yang wajib diketahui, yakni kebaya baju dan kebaya kemben baju tanpa lengan, hanya menutupi tubuh sampai dada saja. Untuk permaisuri raja akan mengenakana baju kebaya tertutup dengan bahan beludru hitam. Sedangkan untuk kemben sendiri, kebanyakan dipakai oleh dayang atau para abdi keraton. Namun keduanya dapat di kombinasikan. Kemben sering juga dipakai sebagai baju dalaman, lalu kemudian memakai baju kebaya. Aksesoris yang digunakan untuk menghiasi diantaranya adalah konde, perhiasan, kipas, dan gelang lengan untuk mode kebaya kemben dan juga gelang kaki jika acaranya adalah untuk kostum menari. Baca Juga ya Liburan ke Tempat Wisata di Pati Jawa Tengah, Kunjungi 10 Tempat ini Eleganya5 Baju Adat pengantin Jawa Barat yang harus dicoba 3. Karigaran Karigaran, Baju Pengantin Adat Jawa Tengah – Baju Pengantin Adat Jawa Tengah yang ketiga adalah Karigan. Ini adalah salah satu nama pakaian adat Jawa Tengah yang digunakan oleh para pengantin. Ciri khas dari pakaian ini adalah pada songkok yang panjang. Dahulu pakaian adat ini dikenakan oleh raja. Pakaian Jawa Tengah kebanyakan menggunakan bahan baju dari beludru juga sangat mendominas model baju dari Jawa Tengah ini. Kain beludru memang memberikan efek mengkilat yang mewah dan elegan pada pakaian. Hitam dengan motif dari benang emas juga menjadi identitas utama dari baju adat Jawa Tengah ini. Untuk bawahan yang digunakan disebut dengan kampuh atau dodotan. Dodotan ini lebih berwarna dan pemakaiannya nggak hanya dengan dililit saja, tapi juga dislampirkandi tangan. Jadi ada bagian ekor yang disisakan dan kemudian dipegang dengan dislampirkan di lengan. 4. Basahan, Baju Pengantin Adat Jawa Tengah Basahan, Baju Pengantin Adat Jawa Tengah – Selanjutnya adalah Basahan. Pakaian ini sering digunakan oleh pengantin yang mengangkat adat Jawa Tengah. Untuk pengantin wanita menggunakan Sanggul bernama Paes Ageng dan peci pengantin laki-laki tinggi menjulang. Kalau sebelumnya, baju adat laki-laki adalah Beskap, Surja, atau Batik. Berbeda lagi jika temanya adalah Baju Basahan. Maka di pengantin pria tidak mengenakan pakaian alias bertelanjang dada. Untuk kain batik yang dipakai antara kedua pengantin adalah sama motifnya. Pengantin wanita memakainya sebagai kemben, dan pria memakainya sebagai Dodotan. 5. Baju Batik Baju Batik untuk penganten – foto Baju Pengantin Adat Jawa Tengah yang terakhir adalah Batik. Ini adalah pakaian yang paling digemari dari pakaian adat Jawa Tengah yang dipakai oleh pria dan wanita. Pakaian ini sangat elegan dan sudah bukan rahasia umum jika pakaian ini mendunia. Selain itu pakaian ini dapat dikenakan untuk berbagai acara dan kegiatan. Kebanyak para pria mengenakannya dalam bentuk kemeja lengan panjang atau pendek. Sedangkan wanita akan mengenakannya dalam bentuk dress atau baju atasan. Untuk bawahannya dapat dipadukan sesuai keinginan. Untuk wanita dapat dipadukan dengan rok atau celana. Untuk pria, dapat dipadukan batik dengan celana hitam kain, sarung, atau jeans. Untuk aksesoris yang dikenakan pun bebas seperti kalung, gelang, jam tangan, atau bros. Untuk laki-laki juga dapat mengenakan songko. Adapun pemakaiannya adalah saat acara formal maupun non formal. 6. Baju Penganten Kudusan Baju Pengantin Kudusan Pakaian pengantin yang berasal dari Jawa Tengah selanjutnya adalah pakaian adat pernikahan warga Kudus. Kabupaten Kudus sendiri memiliki berbagai macam busana khas, yang menunjukkan Kota Kretek memiliki ciri perpaduan budaya empat negeri. Keempat negri tersebut Yakni, Jawa, China, Arab, dan Eropa. Sedikitnya ada lima busana budaya khas Kudusan yang dimiliki, yakni busana pengantin Kudusan tata kaji, busana gaya saudagar muslim, busana gaya saudagar pranaan, busana kudusan jas koko, busana kudusan jas koko lan caping kalo pedagang dan berkerudung. Baju penganten adat nikah yang bernama Baju Penganten Kudusan dan tergolong unik. Pakaian tersebut diadopsi busana kesaharian masyarakat terdahulu yang memakai caping kalo dan slendang Baju pengantin adat Kudusan berangsur sudah diminati oleh kaum milineal. Yakni baju adat Kudusan beludru. Pakaian tradisional yang simple tersebut biasanya dipergunakan untuk proses pemotretan pre wedding. Beberapajenis pakaian adat Jawa Tengah antara lain pakaian pengantin Jawi Jangkep dan Basahan, serta surjan dan aneka jenis kebaya. Hiasan pakaian adat Jawa Tengah termasuk blangkon dan keris untuk pria, dan sanggul dengan tusuk konde untuk wanita. Seni musik tradisional Jawa Tengah Gamelan Sekaten. Seni musik tradisional khas Jawa Tengah Tata rias dan tata busana pengantin merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah perhelatan pernikahan. Pengantin akan berhias bak sepasang raja dan ratu sehari di hari bahagianya. Banyak sekali ragam gaya riasan pengantin di Indonesia yang sudah menjadi kebudayaan dan kekhasan daerah masing-masing sejak lama. Khususnya pengantin gaya Surakarta yang sering sekali dipilih oleh calon pengantin yakni Solo Putri dan Solo Basahan. Pada dasarnya masyarakat yang ada di Jawa Tangah secara umum menggunakan dua gaya pengantin tersebut. Namun sebenarnya beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Semarang, Wonosobo, Jepara dan Boyolali memiliki gaya pengantin masing-masing yang sudah digali dan dibakukan berdasarkan sejarah, kebudayaan dan kearifan lokal setempat. Ragam pengantin khas Jawa Tengah ini tak kalah menawan dengan gaya pengantin lainnya dan tentunya sarat makna yang mendalam. 1. Pengantin Semarangan, pengantin khas Kota SemarangPengantin Semarangan ini merupakan hasil penggalian budaya dan sejarah Kota Semarang. Tata rias pengantin ini merupakan akulturasi 3 budaya yakni, Budaya Arab, Budaya Cina, dan Budaya Jawa. terlihat dari kedua pengantin ini, untuk pengantin pria disebut Pengatin Kaji dan pengantin wanita disebut Pengantin Encik. Kain yang digunakan adalah kain songket yang berwarna merah dan semarak khas budaya cina, penutup kepala pada pengantin pria disebut kopiah ciri khas budaya arab dengan hiasan satu buah mentul atau kembang goyang kecil perlambang Keesaan Allah pengantin wanita menggunakan kebaya bludru dengan kerah sanghai pada leher menggunakan kalung berjumlah 3 buah, pada hiasan kepala yang khas adalah endog remek yang terbuat dari cempaka kuning dan melati dipermanis dengan 3 pilis, mahkota, 5 mentul menghadap kedepan dan 17 tersebar di belakang perlambang sholat dalam sehari semalam 17 Pengantin Jungpara, pengantin khas Kabupaten JeparaPengantin Jungpara merupakan hasil padu padan dari potensi, sejarah dan budaya yang berkembang di Kabupaten Jepara yang merupakan daerah kawasan pesisir di Jawa Tengah. Pengantin ini memiliki nilai simbolis keikhlasan, ketidakputusasaan, kesabaran, konsisten, kesetiaan dan hias pada pengantin ini bersumber dari kekayaan budaya seni ukir dan potensi pesisir Kabupaten Jepara. Hiasan Pada Pengantin wanita berupa Mahkota yang dinamakan Oklo sebagai perlambang masyarakat Jepara yang religius berbentuk daun ikal yang melambangkan rahmat dan keselarasan hidup yang kesemuanya dtunjukkan pada Tuhan Yang Maha yang digunakan kedua pengantin bermotif biota laut seperti, pasir, kerang dan rumput laut sebagai pemaknaan bahwa masyarakat jepara menggantungkan hidup pada kekayaan laut. dan warna dasar kain kuning dengan paduan merah sebagai perlambang kehangatan dan semangat masyarakat Pengantin Pemalang Putri, salah satu pengantin khas Kabupaten PemalangPengantin Pemalang Putri merupakan salah satu tata rias pengantin Khas Kabupaten Pemalang. Pengantin menggunakan busana berbahan dasar bludru yang terpengaruh dari keraton Mataram dengan kain batik motif Manggaran dengan Babaran khas Pemalang bergambar bunga hingga pohon kelapa. Semua bagian pohon kelapa bermanfaat bagi khas dari pengantin pemalang putri yakni paes atau hiasan pada dahi yang berbentuk Capit Yuyu yang melambangkan kepribadian seorang wanita yang harus tegar, kuat dan kokoh akan tetapi di dalamnya terdapat kelembutan dan bisa menjaga harkat martabat serta kesetiaan pada suami seperti legenda Nyai kepala yang digunakan pengantin wanita yakni mahkota bunga melati berjumlah 5 buah perlambang sholat 5 waktu, 5 cunduk mentul sebagai lambang rukun islam ada 5 dan dipermanis dengan 6 sisipan Bunga Ambring yang melambangkan Rukun Iman ada Pengantin Pemalang Sintren, salah satu pengantin khas Kabupaten PemalangPengantin Pemalang Sintren merupakan salah satu tata rias pengantin khas Kabupaten Pemalang. Pengantin ini terinsiprasi dari budaya sintren pemalang. kedua pengantin menggunakan busana bludru berwarna merah dengan ragam hias terbuat dari sulam benang gim warna emas, pada pengantin wanita menggunakan selendang berwarna kuning dan khas pada pengantin Pemalang Sintren ini adalah tidak menggunakan paes sebagai penghias dahi pengantin tetapi menggunakan simuk yang terbuat dari bahan bludru berbentuk lancip berwarna hitam dan diberi ornamen payet berwarna emas pada Pengantin Demak Bintoro, salah satu pengantin khas Kabupaten DemakPengantin Demak Bintoro ini merupakan salah satu dari dua tata rias pengantin khas Kabupaten Demak. Pengantin ini berlatar belakan sejarah Raden Patah yang merupakan pendiri Kerajaan Demak Bintoro. Motif kain yang digunakan oleh kedua pengantin yakni batik bernama Wahyu Bintoro dengan warna dasar sogan lerek dan bermotif garudo, Masjid Agung Demak, dan Bledek serta lukisan wayang Bethoro Kumojoyo dan Kumoratih sebagai perlambang kejayaan Kerajaan Demak pada yang digunakan yakni kebaya bludru dan beskap bludru dengan sulam benang gim bermotif padi sebagi perlambang kemakmuran karena Kabupaten Demak merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Tengah dan motif Burung Blekek makanan khas demak atau iwak manuk.Pada pengantin wanita yang unik adalah paes yang berbentuk meruncing lancip yang dinamakan paes nyucuk manuk dengan sanggul tekuk berhiaskan kembang goyang atau cunduk mentul berjumlah 7 buah berbentuk Manuk Blekek, menggunakan gunungan serta kalung dan cincin berbentuk Manuk Pengantin Demak Glagah Wangi, salah satu pengantin khas Kabupaten DemakPengantin Demak Glagah Wangi merupakan salah satu gaya tata rias engantin khas Kabupaten Demak Selain Pengantin Demak Bintoro. Pengantin Ini kental dengan Nuansa Pengantin Pesisiran dengan paduan warna yang cerah. Tata rias ini merupakan perpaduan budaya Jawa, Cina, Arab dan membedakan dengan pengantin jawa pada umumnya yakni menggantikan paes dengan perhiasan tretesan, Di samping pula penggunaan hiasan sunduk pentul berbentuk belimbing serta hiasan rambut panjang berjuntai yang menyerupai burung busana yang dikenakan menggambarkan kekayaan khas Kota Wali yakni, bunga kapas, buah jambu dan belimbing, beras wutah yang melambangkan kemakmuran pertanian, serta sisik ikan yang juga mencerminkan kekayaan laut perairan. Keunikan lainnya Upacara temu pengantin atau panggih yang biasa menggunakan Gendhing Kebogiro diganti dengan menggunakan Gending Lir-ilir yang konon merupakan hasil gubahan Kanjeng Sunan Pengantin Cilacap Putri, pengantin khas Kabupaten CilacapTata rIas pengantin Cilacap Putri ini merupakan tata rias khas Kabupaten Cilacap yang terinspirasi dari legenda sejarah Cilacap yakni Ratu Brontororo yang merupakan ratu dari Nusa Tembini yang sangat cantik dan sakti, penjaga Bunga Wijayakusuma. Hiasan Dahi Rikmo Brontoro terdiri dari 8 bagian, setiap bagiannya dinamakan Manis Golek Kencono yang melengkung indah kebelakang,Dipercantik dengan permata di tengahnya. Sanggul yang digunakan terbuat dari irisan daun pandan dengan cemara panjang. Busana yang di kenakan berbahan dasar bludru berwarna hijau dengn ragam hias motif Bunga Wijayakusuma begitu juga dengan bentuk cunduk mentul dan perhiasan Pengantin Putri Kabupaten Semarang, pengantin khas Kabupaten SemarangPengantin Putri Kabupaten Semarang berbeda dengan Pengantin Semarangan karena pengantin ini berasal dari kawasan Kabupaten Semarang yang meliputi Ungaran, Ambarawa, Bandungan, Bergas, Bawen, Tuntang,Banyubiru dan sekitarnya. Tata Rias ini berasal dari cerita Padepokan Gedong Songo yakni Ki Hajar Selokantoro yang menikah dengan Ari Wulan di suatu sendang di daerah Jetis, Bandungan yang dinamakan Sendang riasan rambut pengantin wanita menggunakan 2 macam sanggul yakni Sanggul gunung menyerupai Puncak Suroloyo dan Gununng Ungaran sebagai kenampakan alam Kabupaten Semarang serta sanggul bokor mengkureb sebagai perlambang kedewasaan. Kemudian dihiasi dengan keket melati , sintingan dan tibo dodo yang unik adalah penambahan bunga krisan kuning sebagai kekayaan holtikultura di Kecamatan Bandungan. perhiasan yang digunakan untuk menyemarakkan pengantin ini adalah Jamang Semarangan, tusuk sisipan, sumping s, giwang kalung ponco puspita, gelang, bros dan kalpiko atau yang digunakan kedua mempelai berbentuk beskap untuk pengantin pria dan kebaya untuk pengantin wanita dengan bahan dasar bludru, untuk ragam hias yang digunakan yakni corak Candi Gedong Songo dan bunga teratai sebagai ikon Kabupaten Semarang serta bordir motif bunga cengkeh pada bagian depan. Kain yang digunakan yakni kain batik Lambang Sari dengan motif khas yakni Kembang Krisan, Kembang Cengkeh dan Kopi Pecah sebagai lambang kekayaan alam Kabupaten Semarang. Yang unik pada pengantin ini adalah penggunan kamus pada pengantin pria dan selop pada kedua pengantin berbahan dasar eceng gondok yang banyak tumbuh di Rawa pening, Kabupaten Pengantin Setjanegaran, pengantin khas Kabupaten WonosoboTata rias pengantin Setjanegaran merupakan hasil penggalian tata rias khas Wonosobo yang dibakukan oleh Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia atau Harpi Melati. Pengantin ini digali dari sejarah, kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat Wonosobo yang merupakan masyarakat dataran tinggi khususnya di wilayah Dieng. Ciri khas pada pengantin wanita adalah penggunaan riasan dahi atau paes yang biasanya berbentuk ngudup sirih pada Pengantin Gaya Yogyakarta dan berbentuk telur bebek pada Pengantin Gaya Surakarta maka pada pengantin ini menggunakan Paes ngudup Carica atau menyerupai bentuk buah carica yang merupakan buah khas dataran tinggi dieng. Aksesoris yang digunakan antara lain 7 buah cunduk mentul, 1 buah kalung, 1 buah bros yang dikenakan oleh kedua pengantin berbahan dasar bludru berwarna hijau dan menggunakan ragam hias khas Wonosobo. Serta menggunakan kain batik Khas Pengantin Tegal Pesisiran, pengantin khas Kabupaten TegalPengantin tegal pesisiran ini merupak tata rias pengantin khas Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Tata rias ini merupakan akulturasi dari Kraton Pajang dimasa lampau dengan letak geografis Tegal yang merupakan daerah pesisiran pantai utara Jawa. Pada riasan pengantin wanita yang unik adalah riasan dahi atau paes yang berbentuk capit yuyu yang hampir serupa dengan Pengantin Pemalang Putri. Arti dari paes ini adalah perlambang Tegal sebagai kota bahari. diatasnya diberi hiasan mahkota sebagai perlambang seorang wanita yang memiliki etika dan berbudi luhur. Busana yang digunakan oleh pengantin berbahan dasar bludru dengan model seperti busana Pengantin Solo Putri tetapi menggunakan ragam hias yang mencerminkan kearifan lokal khas tegal. Batik yang digunakan untuk kin bawahan yakni Batik Tegalan Godong Kosong dengan motif Kawatan. Aksesoris yang digunakan pengantin menggunakan ukon atau perhiasan yang menyerupai uang Pengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng, pengantin khas Kabupaten BoyolaliPengantin Wahyu Merapi Pacul Goweng ini berasal dari penggalian sejarah masyarakat Boyolali pada masa perang Diponegoro pada tahun 1825-1830. Salah satu dari prajurit ingin menikah dengan seorang pribumi di daerah kecamatan Selo, hai ini kemudian menjadi dasar penggalian tata rias pengantin khas Boyolali yang merupakan perpaduan gaya Surakarta dan pengantin akan mengenakan busana Mataraman, namun tidak diperbolehkan karena dianggap menyerupai raja. Kemudian pengantin tersebut diberikan pinjaman berupa pakaian oleh komandan prajurit berupa baju sorjan, jarik Sidomukti, celana panjang hitam, topi prajurit yang krowok di belakang, keris branggah dan tanpa alas kaki. Sementara untuk pengantin perempuan mengenakan gelung tekuk pakai lungsen, kebaya sederhana, jarik Sidomukti, bunga kinasih dan bangun tulak yang dironce, paes warna hitam dan tanpa alas kaki. Makna dari paes adalah melukis atau membentuk, membuat cantik diri. Membuang semua pikiran dan perbuatan yang tidak baik buruk untuk menjadi suatu pribadi yang beriman dan dewasa. bentuk panunggul gunung merapi dan merbabu terkandung arti pribadi pengantin laki-laki dan perempuan, ingin mencapai kehidupan yang tinggi / kesejahteraan hidup, sehingga mencapai kebahagiaan dan selalu ingat akan kekuatan Tuhan. Bentuk pengapit bunga kanthil. Pengapit dalam arti pendamping kanan dan kiri bagaimanapun sudah menjadi manusia / insan yang bersatu. Dua insan yang saling mempengaruhi untuk memiliki iman yang teguh Busana yang dikenakan juga busana yang sederhana berwana hijau berbahan dasar bludru dengan ragam hias yang khas yakni motif ikan lele dan sapi yang merupakan ciri khas Kabupaten Pengantin Sekar Salekso, pengantin khas Kota MagelangPengantin Sekar Salekso merupakan pengantin khas Kota Magelang yang merupakan hasil penggalian sejarah, letak geografis, dan kekayaan flora fauna di Kabupaten Magelang. Busana pengantin ini terinsipirasi dari Bupati Pertama Magelang yakni Raden Toemenggoeng Danoeningrat beserta istri yang menggunakan busan adat lengkap pada tahun 1871 yang merupakan cikal bakal busana dan riasan khas Kota Magelang. Selain itu juga juga secara emplisit tertulis mengenai rias dan busana pada 3 prasasti yakni Poh, Mantiasih, dan yang dikebakan pengantin berbahan dasar Bludru dengan warna ungu. Pengantin wanita menggunakan kebaya panjang mermotif elang jawa yang sedang menukik Wulung Manebo dengan kain motif gelang rinonce ceplok kanthil. Busana Pengantin Pria menggunakan beskap dengan dalaman berwarna putih dan dasi kupu-kupu berwarna hitam yang dihiasi ragam hias temu gelang dengan kain jarik dengan motif yang sama yakni gelang rinonce ceplok gtelang atau temu gelang yang berada pada pinggir kebaya dan beskap berupa dua lingkaran yang saling bertemu sebagi perlambang cinta yang telah dibina berdua tidak akan pernah putus. Sedangkan elang yang menukik sebagai perlambang saat kita berada di atas jangan pernah segan untuk melihat kebawah, dan siap menolong, membantu yang dibawah dan bentuk paruh elang dapat menjadi symbol kekuatan, ketangguhan. Pada riasan pengantin wanita menggunalan paes yang menyerupai paes gaya Surakarta namun agak berbeda yakni lebih memanjang yang membentuk ujung pelok isi mangga. Sanggul yang digunakan adalah sanggul temu gelang yakni Dua lingkaran yang saling bertemu memiliki makna bahwa cinta yang telah dibina oleh kedua mempelai tidak akan pernah ada putusnya. serta hiasan bunga melati sebagai pelambang kesucian dan budi pekerti yang yang memperindah pengantin ini adalah 7 buah cunduk mentul, sepasang centung yang menyerupai centung Gaya Yogyakarta, bros dan lain-lain. Karena pada pada dasarnya pengantin ini terpengaruh oleh pengantin Gaya Surakarta, Yogyakarta dan Semarang. TRIBUNWOWCOM - Sebuah video yang memperlihatkan sepasang pengantin menggelar ijab qabul atau akad di dalam bak truk, viral di media sosial. Dikutip dari Tribunnews.com, video itu awalnya diunggah di akun TikTok @deniassusanto dan kemudian viral setelah diunggah ulang di akun Instagram @Magelang_raya.. Diketahui, sepasang pengantin5 menit membaca Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kesenian daerah yang beragam, tak terkecuali dengan Jawa Tengah. Berikut daftar kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang wajib kamu ketahui untuk memperkaya pengetahuan. Yuk, simak! 18 Kesenian Tradisional Khas Jawa Tengah 1. Ketoprak Kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang pertama adalah Ketoprak yang merupakan pentas sandiwara dari Kota Surakarta. Sumber cerita Ketoprak didapat dari sejarah maupun cerita rakyat yang terkadang diselingi juga dengan komedi. Pemain yang tampil menggunakan baju adat dan diiringi dengan alunan instrumen alat musik khas Jawa Tengah. 2. Wayang Kulit Siapa sih yang tak mengenal pertunjukan kesenian boneka khas Indonesia ini? Wayang Kulit dimainkan oleh seorang dalang yang tampil di balik tirai berbayang. Kesenian tradisional ini juga sudah dimainkan sejak dahulu hingga saat ini pun masih tetap dibuat pertunjukan nya sehingga tetap lestari keberadaan nya. Tokoh-tokoh yang dilakoni Wayang Kulit adalah tokoh dari cerita sejarah agama Hindu, yang ceritanya berasal dari kitab Mahabharata dan Ramayana. Sama seperti Kethoprak, pertunjukan Wayang Kulit juga diiringi alunan instrumen alat-alat musik Jawa Tengah yang dimainkan secara langsung. 3. Wayang Jemblung Wayang Jemblung dikenal sejak dulu sebagai ritual untuk memohon keselamatan atas kelahiran seorang bayi yang baru lahir. Kini, Wayang Jemblung dipertunjukkan sebagai kesenian tradisional Jawa Tengah untuk sarana hiburan yang terus dilestarikan. Bedanya, pertunjukan Wayang Jemblung tidak diiringi alunan instrumen alat musik Jawa Tengah, melainkan dengan nyanyian langsung oleh seorang penembang. 4. Lengger Calung Lengger memiliki arti penari, dan Calung yang berarti gamelan bambu. Kesenian tradisional khas Jawa Tengah ini merupakan tarian dinamis yang gerakannya mengikuti suara gamelan bambu. Penari Lengger Calung memakai kemben dan kain, lengkap dengan selendang yang ditaruh di bahunya. Setidaknya ada 7 pemain gamelan bambu yang mengiringi pertunjukan ini. 5. Begalan Begalan adalah kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang berasal dari daerah Banyumas. Pertunjukan Begalan dilakukan sebagai salah satu tradisi di prosesi pernikahan. Yakni saat pengantin pria datang ke rumah sang pengantin wanita atau di tempat digelarnya pernikahan tersebut. Penampil Begalan biasanya merupakan pria paruh baya yang memikul beberapa peralatan dapur tradisional. Seperti tampah, kendi, kipas anyam, dan lain sebagainya. Baca Juga Daftar Kesenian Tradisional Khas Jawa Timur 6. Angguk Angguk bisa dibilang sebagai kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang berbeda dari yang lain. Sebab, tarian ini dilakoni oleh 10 penari laki-laki dalam satu kelompok. Dahulu, Angguk digunakan sebagai sarana dakwah agama Islam oleh Kesultanan Mataram. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat juga mengenal Tari Angguk yang berasal dari Kulon Progo, DIY, yang ditampilkan oleh penari wanita dengan kostum yang berbeda. 7. Ebeg Selanjutnya, ada Ebeg sebagai salah satu kesenian tradisional khas Jawa Tengah. Ebeg mirip dengan kesenian Kuda Lumping, yang menampilkan penari yang berlakon seperti prajurit dengan boneka kuda. Kegagahan prajurit yang menunggangi boneka kuda itu ditampilkan sebagai ciri khas tarian Ebeg. 8. Tari Bondan Payung Bukan sembarang tarian, Tari Bondan Payung tampil dengan cerita seorang ibu yang menyayangi anaknya. Penari yang menggunakan pakaian khas Jawa Tengah akan berlakon sambil membawa beberapa properti, seperti boneka bayi, payung, dan kendi. Penari kemudian harus menaiki kendi yang dibawa, dan tidak boleh pecah. Unik, kan? Tari Bondan Payung dibagi menjadi tiga jenis, yakni Tari Bondan Cindongo, Tari Bondan, Mardisiwi, dan Tari Bondan Tani. Tarian ini pun hingga saat ini masih menjadi kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang tetap dilestarikan. 9. Tari Gambyong Tari Gambyong merupakan salah satu kesenian tradisional khas Jawa Tengah. Tarian ini ditampilkan dengan gerakan lemah lembut penari yang memiliki kelenturan tubuh. Dahulu, tarian ini dilakukan saat masa panen sebagai wujud rasa syukur petani atas hasil panen. Tak heran jika warna yang mendominasi pada kostum tarian ini adalah kuning dan hijau, yang mana merupakan representasi dari warna padi sebagai produk tani yang utama. 10. Tari Serimpi Kesenian tradisional khas Jawa Tengah sangat bervariasi, salah satunya Tari Serimpi. Tari klasik ini berasal dari Surakarta yang dibawa dari Kesultanan Mataram. Gerakan lemah lembut menjadi ciri khas Tari Serimpi yang ditampilkan dengan iringan suara gamelan Jawa. Baca Juga 34 Pakaian Adat dari Seluruh Indonesia 11. Srandul Tak banyak orang tahu, ternyata Srandul dikenal sebagai dramatari selain Kethoprak. Pelakon memerankan tokoh tertentu sambil sesekali menari dan bernyanyi. Mereka memakai baju adat khas Jawa Tengah, dan ada pula yang tampil memakai topeng. Pertunjukan Srandul biasanya digelar malam hari, lengkap dengan iringan musik gamelan dan alat musik lainnya, serta tembang lagu Jawa Tengah. 12. Rengkong Ada lagi kesenian tradisional yang ditampilkan sebagai wujud rasa syukur setelah masa panen, yakni Rengkong. Kesenian ini dilakoni oleh masyarakat beramai-ramai sambil memikul ikatan padi sebagai hasil panen dengan pikulan bambu atau kayu. Kemudian, pikulan tersebut digoyangkan hingga menimbulkan suara gesekan seperti suara kodok. 13. Macapat Kesenian tradisional Jawa Tengah juga memiliki kesenian di bidang sastra. Macapat merupakan tembang atau puisi tradisional yang sudah ada sejak peralihan masa kerajaan Majapahit menuju dimulainya masa perjalanan Wali Songo. Macapat terdiri dari baris kalimat yang disebut gatra. Setiap gatra ini memiliki beberapa suku kata, dan berakhir pada bunyi sajak akhir atau disebut sebagai guru lagu. 14. Dengklung Dengklung merupakan kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang berasal dari Kabupaten Batang. Kesenian religi agama Islam ini berbentuk lantunan salawat yang dinyanyikan sekelompok penyanyi wanita atau pria. Musik dari alat-alat khas Timur Tengah seperti rebana mengiringi pertunjukan Dengklung ini. 15. Tayuban Kesenian tradisional yang satu ini merupakan tarian yang mirip dengan Tari Jaipong dari Provinsi Jawa Barat. Penari wanita dan penari pria menari bersama dengan seutas selendang yang terjuntai di bagian bahu masing-masing. Tayuban kini masih ditampilkan pada pesta pernikahan atau sunatan. Terutama saat penyambutan salah satu mempelai atau saat arak-arakan bocah setelah disunat. 16. Kuda Lumping atau Jathilan Rasanya, hampir semua orang sudah mengetahui salah satu kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang dikenal dengan nama Kuda Lumping. Tarian ini dilakoni oleh penari yang menaiki boneka kuda anyaman, sambil memegang pedang. Keterlibatan kekuatan magis juga kerap digunakan oleh penampil sakti nan handal. Dahulu, Kuda Lumping digunakan sebagai ritual magis untuk upacara tertentu. Tapi kini, kesenian Kuda Lumping bisa ditampilkan sebagai pertunjukan hiburan semata. 17. Sendratari Ramayana Sesuai namanya, kisah Ramayana ditampilkan pada kesenian drama tanpa dialog ini. Diceritakan Ramayana berjuang keras untuk menyelamatkan sang istri, Shinta, yang diculik oleh Rahwana. Pertunjukan Sendratari Ramayana, masih bisa kamu temui di area Candi Prambanan secara rutin sejak tahun 1961. 18. Tembang Dolanan Kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang terakhir adalah Tembang Dolanan. Lagu-lagu tradisional seperti Cublak-cublak Suweng, Jamuran, dan lainnya dinyanyikan oleh anak-anak. Lagu-lagu ini biasanya dinyanyikan beramai-ramai sambil memainkan permainan tradisional atau sambil menari. Itulah beberapa kesenian tradisional khas Jawa Tengah. Walau di rumah aja, selalu ingat untuk memperkaya pengetahuan dengan rajin membaca buku secara konvensional maupun buku online. Penuhi berbagai kebutuhan buku dan belanja lainnya dengan promo menarik dari kartu kredit ternama. Yuk, miliki kartu kredit online sesuai kebutuhanmu dengan mengajukannya secara mudah lewat sekarang juga! Lebih seperti iniMidodareniadalah acara yang dikhususkan untuk calon pengantin perempuan yang akan segera dipinang oleh calon pengantin pria. Melansir dari PopBela, Midodareni sendiri adalah tradisi yang diambil dari bahasa Jawa “widodari”, alias bidadari dalam bahasa masyarakat Jawa. Baca Juga : Pernikahan Adat Padang Memiliki 3 Ciri Unik Ini
YOGYAKARTA & CENTRAL JAVA Type of Collection CassetteArtist/Group Nyi TjondrolukitoAlbum Title Gending-Geding Jawa Upacara Pengantin Yogya & SoloOrigin Yogyakarta dan SoloLanguage JawaYear of Release 1994Label Fajar RecordSerial number 9279Contributor Museum Musik Indonesia Reference Link Tracklist NOSong TitleSongwriterLead VocalOrigin INDEX 1 YOGYA1BindriNo DataNyi TjondrolukitoYogya2Ladra PengantinNo DataNyi TjondrolukitoYogya3Kidung DhandhanggulaNo DataNyi TjondrolukitoYogya4Ladrang SriwidodoNo DataNyi TjondrolukitoYogya INDEX 2 SOLO1MonggangNo DataNyi TjondrolukitoSolo2Kodok Ngorek LarasmayaNo DataNyi TjondrolukitoSolo3Kidung DhandhanggulaNo DataNyi TjondrolukitoSolo4Ladrang SlametNo DataNyi TjondrolukitoSolo Biography Nyi Tjondrolukito is a legendary sinden Female Javanese Singer who is still remembered as a great artist. Her chanting of the song always choose poetry that contains advice. Her lyrics of the song contain advice to respect your parents, seek knowledge, serve the country and love others. Her real name is Turah, born in Dusun Pogung Sleman in 1921 and died in Jakarta in 1997. Her distinctive, fragrant voice, with the richness of “wangsalan” or strings of songs in karawitan, made herself famous, even since the days of the Dutch East Indies. She is the wife of Ki Tjondrolukito, a courtier of the Yogja Palace who teaches his wife the tunes. Apart from practicing vocals, she also learned to dance at Dalem Danurejan at the age of 12. After being appointed as a palace artist, she was given the name Padhasih by Sri Sultan HB VIII. The distribution of Nyi Tjondrolukito’s works with Yogjakarta or Mataraman uyon-uyon has been produced since joining the RRI Jakarta Kerawitan and recorded in many companies. Her most famous works are the unique style and twist in performing the song of Kutut Manggung and Jineman Uler Kambang, who are still role models for all Javanese singers, especially in wayang kulit performances. About Album The album, entitled Gending Gending Ceremony Penganten Yogya and Solo, was produced by Fajar Record in 1994. Fajar Record is a record label that specializes in publishing music or songs from the Central Java region. In this album, accompanied by the musician Ngesthi Budoyo, led by Ki Tjondrolukito, Nyi Tjondrolukito has composed 8 songs. Four songs are the accompaniment of the Yogya City’s traditional wedding ceremony procession, and the other four songs are for the Solo City’s traditional wedding ceremony. In this album, Nyi Tjondrolukito appeared with a different twist, not following the typical sinden style. Story Through out her life, Nyi Tjondrolukito has maintained the good name of the sinden. She restored the sinden’s role as a true artist and devoted her whole life to bringing the musical arts to life. Until her death in 1997, Nyi Tjondrolukito had composed at least 200 songs and her voice has been recorder in more than 100 cassette albums. She also composed the lyrics of several Javanese songs such as Dhandanggula. In addition to working full time as a song composer, Nyi Tjondrolukito also founded the Ngesti Budaya Dance School. To commemorate her services and work in advancing the world of Indonesian sinden, the Sleman Regency government also immortalized her name as a street name. “Nyi Condrolukito” Street was used to change the name of “Monument Jogja Kembali” Street. Nyi Condrolukito Street stretches from the road from Petinggen Boundary to the intersection of the Jogja Return Monument. Value This recording shows the cultural diversity in the customs of the wedding ceremony in Indonesia. The songs that accompanied the wedding procession in two adjacent areas, namely Yogya and Solo Area, turned out to have different characters. Not to mention the wedding ceremonies in other areas of the archipelago. Writer Usman Mansur-Museum Musik Indonesia >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> Biography Nyi Tjondrolukito adalah legenda pesinden yang sampai sekarang masih dikenang sebagai seniwati yang besar. Lantunan sindenanya selalu memilih syair yang berisi petuah atau nasehat. Baik itu nasehat untuk menghormati ibu bapak, menuntut ilmu, berbakti kepada negara maupun untuk mecintai sesama. Nama aslinya adalah Turah, lahir di Dusun Pogung Sleman pada tahun 1921 dan meninggal di Jakarta tahun 1997. Suaranya yang khas, harum, dengan kekayaan “wangsalan” atau untaian tembang dalam karawitan, membuat sosok ini begitu terkenal, bahkan sejak zaman Hindia Belanda. Ia isteri Ki Tjondrolukito, seorang abdi dalem Keraton Yogja yang mengajarkan nada-nada kepada isterinya. Selain berlatih olah vocal, dia juga belajar menari di Dalem Danurejan pada usia 12 tahun. Setelah diangkat sebagai seniman kraton, ia diberi nama Padhasih oleh Sri Sultan HB VIII. Tebaran karya Nyi Tjondrolukito dengan uyon-uyon khas Yogjakarta atau Mataraman dihasilkan sejak bergabung dalam Kerawitan RRI Jakarta dan rekaman di banyak perusahaan. Karya Yang terkenal adalah gaya dan cengkok yang khas dalam membawakan gending Kutut Manggung dan Jineman Uler Kambang, yang sampai sekarang ini masih menjadi panutan semua pesinden, terutama dalam pagelaran wayang kulit. About Album Album berjudul Gending Gending Upacara Penganten Yogya dan Solo ini diproduksi oleh Fajar Record pada tahun 1994. Fajar Record adalah sebuah label rekaman yang mengkhususkan diri dalam penerbitan musik atau lagu-lagu dari daerah Jawa Tengah. Dalam Album yang diiringi oleh karawitan Ngesthi Budoyo pimpinan Ki Tjondrolukito ini Nyi Tjondrolukito menembangkan 8 buah lagu. Empat tembang merupakan pengiring prosesi upacara pengantin adat Yogya, dan empat tembang lainnya untuk upacara pengantin adat Solo. Dalam album tersebut Nyi Tjondrolukito tampil dengan cengkok yang berbeda dengan tidak mengikuti gaya sinden pada umumnya. Story Selama hidupnya, Nyi Tjondrolukito teguh menjaga nama baik pesinden. Ia mengembalikan peran pesinden sebagai seniman sejati dan membaktikan seluruh hidupnya untuk menghidupkan kesenian karawitan. Hingga tutup usia di tahun 1997, Nyi Tjondrolukito telah menciptakan setidaknya 200 tembang dan suaranya telah diabadikan dalam lebih dari 100 album rekaman kaset. Ia juga menggubah lirik beberapa tembang Jawa semisal Dhandanggula. Selain berkarya penuh sebagai penggubah tembang, Nyi Tjondrolukito juga mendirikan Sekolah Tari Ngesti Budaya, Untuk mengenang jasa dan kiprahnya memajukan dunia sinden Indonesia, pemerintah Kabupaten Sleman pun mengabadikan namanya menjadi nama jalan. Jalan Nyi Condrolukito digunakan untuk mengganti nama Jalan Monumen Jogja Kembali. Jalan Nyi Condrolukito membentang sejak ruas jalan dari Petinggen Batas Kota hingga perempatan Monumen Jogja Kembali. Value Rekaman ini menunjukkan keanekaragaman budaya dalam adat istiadat upacara penganten yang terdapat di Indonesia. Lagu-lagu yang mengiringi prosesi pernikahan di dua daerah yang berdekatanpun, yaitu Yogya dan Solo ternyata memiliki karakter yang berbeda. Belum lagi upacara pernikahan yang ada di daerah-daerah lain di nusantara. Writer Usman Mansur-Museum Musik Indonesia
Pernikahanini menjadi unik tidak saja karena digelar di tengah berlangsungnya pameran barang kerajinan, mebel, dan aksesoris rumah bertajuk SAExpo Stock Sales 2018, di Yogyakarta. Tetapi juga karena sepasang pengantin berikrar mengucapkan Sumpah Pemuda usai ijab qabul. Pernikahan ini melibatkan sepasang pengantin Sophi Arifudin (29) asal
Kesenian Tradisional Jawa Tengah yang Menarik dan Tetap DilestarikanBerbagai macam kesenian tradisional Jawa Tengah diciptakan masyarakat sebagai bagian dari tradisi dan budaya yang ada di masyarakat. Salah satu kegunaannya yakni sebagai sarana hiburan rakyat. Kesenian tradisional adalah salah satu budaya yang tidak dapat dipisahkan dari keragaman yang dimiliki Tengah adalah salah satu provinsi yang menjadi “jantung” budaya Jawa. Hal tersebut tak terlepas dari pengaruh Keraton Surakarta yang sangatlah kesenian tradisional yang dimiliki masyarakat Jawa Tengah sangat luas adanya, mulai dari kesenian warisan dari zaman kerajaan hingga kesenian pasca zaman Jawa Tengah juga menjadi bagian dari negara Indonesia yang ramai dikunjungi turis. Karena itu pula pendapatan di daerah Jawa bagian Tengah ini bisa bertambah dengan baik dari waktu ke tradisional menjadi ciri khas yang berfungsi untuk mengenalkan daerah asalnya. Oleh karenanya kesenian yang terdapat pada setiap daerah semestinya tetap dilestarikan, termasuk juga kesenian tradisional di Jawa seiring berkembangnya kemodernan zaman saat ini, kesenian tradisional hampir terlupakan oleh sebagian orang. Padahal kesenian tradisional merupakan warisan yang tidak ternilai harganya untuk Indonesia. Oleh karenanya mari kita ulas kembali beberapa di antaranya sebagai upaya melestarikan budaya serta kesenian tradisional yang dimiliki Jawa Kesenian Wayang KulitHampir semua orang mengenal pertunjukan Wayang Kulit. Kesenian boneka khas Indonesia ini dimainkan oleh seorang dalang yang tampil di balik tirai berbayang. Wayang Kulit menjadi kesenian tradisional Jawa Tengah yang masih lestari keberadaannya karena kesenian yang satu ini selalu ditampilkan sejak dulu sampai yang digunakan saat pertunjukan Wayang Kulit berasal dari kitab Mahabharata dan juga Ramayana. Oleh karenanya biasanya tokoh-tokoh yang dilakoni oleh Wayang Kulit merupakan tokoh dari cerita sejarah agama Hindu. Dalam pertunjukannya, kesenian ini juga diiringi oleh alunan instrumen berbagai alat musik khas Jawa Tengah yang dimainkan secara langsung saat itu Kesenian KetoprakKetoprak juga merupakan kesenian tradisional khas Jawa Tengah yang berasal dari Kota Surakarta. Ketoprak ditampilkan dalam pentas sandiwara yang sumber ceritanya didapat dari sejarah ataupun cerita rakyat yang diselingi dengan adanya pemain yang tampil dalam pertunjukan kesenian Ketoprak ini akan menggunakan baju adat. Kemudian mereka tampil diiringi dengan alunan instrumen alat musik khas Jawa Tengah seperti halnya kesenian wayang Kesenian BegalanDaerah Banyumas juga menjadi bagian dari Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai kesenian tradisional berupa Begalan. Pertunjukan ini menjadi salah satu tradisi yang diadakan pada prosesi perikahan. Yaitu ketika pengantin pria datang ke kediaman pengantin wanita atau pun datang ke tempat digelarnya resepsi pernikahan kesenian Begalan ini ditampilkan oleh pria paruh baya yang memikul beberapa peralatan dapur tradisional. Seperti kendi, tampah, kipas anyam, bakul, dan lain Tari Bondan PayungTari Bondan Payung bukan sekadar tarian biasa, sebab tarian ini membawakan cerita seorang ibu yang menyayangi anaknya. Penari yang tampil pada pertunjukan tari Bondan Payung biasanya menggunakan pakaian khas Jawa Tengah. Mereka akan berlakon sembari membawa properti pelengkap seperti kendi, payung, dan boneka berada di pementasan, penari harus menaiki kendi dan tidak boleh sampai memecahkannya. Tarian Bondan Payung ini juga dibagi dalam tiga jenis, di antaranya yaitu Tari Bondan Mardisiwi, Tari Bondan Cindongi, dan Tari Bondan Tani. Bahkan sampai saat ini tarian Bondan Payung masih dilestarikan dan terjaga Tari SerimpiKesenian tradisional Jawa Tengah memang sangat bervariasi dan hampir semuanya populer di kalangan masyarakat Indonesia, termasuk juga Tari Serimpi. Tarian ini dibawa dari Kesultanan Serimpi juga merupakan kesenian dari Surakarta. Salah satu ciri khas yang dimiliki oleh kesenian tradisional ini yakni gerakannya yang tampak lemah lembut dan juga diiringi dengan gamelan MacapatSiapa yang tidak tahu dengan Macapat? Kesenian tradisional tersebut merupakan kesenian di bidang sastra. Macapat merupakan puisi tradisional atau tembang yang telah ada sejak peralihan zaman kerajaan Majapahit menuju dimulainya masa perjalanan para Wali kalimat yang terdapat dalam Macapat disebut dengan gatra. Dan pada setiap gatra mempunyai beberapa suku kata serta berakhir pada guru lagu atau yang sering disebut sebagai bunyi sajak Sendratari RamayanaSeperti namanya, pada kesenian ini kisah Ramayana ditampilkan dalam drama tanpa dialog. Diceritakan bahwa Ramayana berjuang dengan kegigihannya untuk menyelamatkan pujaan hatinya, Sinta, yang pada saat itu diculik oleh Sendratari Ramayana ini masih bisa dijumpai di area Candi Prambanan secara rutin sejak tahun 1961. Biasanya pementasan ini digelar pada tiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Saat ini pementasan masih kerap diadakan dan akan ditampilkan pada panggung terbuka hanya ketika bulan Kemarau, sedangkan pada bulan lainnya maka pementasan digelar di panggung Artikel 7 Kesenian Jawa Tengah Yang PopulerItulah beberapa kesenian tradisional Jawa Tengah yang menarik dan sangat mengagumkan ketika disaksikan, terlebih bila ditonton secara langsung. Pesona dari kesenian tradisional memang tidak pernah pudar. Oleh karenanya jangan biarkan keragaman seni budaya Indonesia tergerus oleh perkembangan cukup sekian informasi mengenai 7 Keseniah Jawa Tengan Populer di atas. Mudah-mudahan dengan informasi tersebut dapat menambah wawasan, sekaligus dapat menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!Pencarian yang paling banyk dicarikesenian jawa tengahkesenian jawa tengah ketoprakkesenian jawa tengah dan penjelasannyasejarah kesenian jawa tengahdaftar kesenian di jawa tengah lengkapkesenian jawa tengah topeng irengbudaya seni jawa tengahfestival seni jawa tengahpagelaran seni jawa tengahTRIBUNLAMPUNGCO.ID - Satu hari setelah pesta pernikahan, pengantin pria di Bojonegoro, Jawa Timur ditangkap polisi dan jadi tersangka kasus kerumunan massa.. Pengantin pria di Bojonegoro ditetapkan sebagai tersangka oleh Satreskrim Polres setempat, Sabtu (2/1/2021) setelah gelar pesta pernikahan.. Pasalnya, pria tersebut menggelar hajatan atau
TRIBUNPONTIANAKCO.ID – Intin ikutan trend edit foto wajah selfi jadi pengantin di media sosial.. Caranya sangat mudah hanya menggunakan aplikasi yang tersedia di sejumlah market place seperti Play Store atau App Store dan lainnya.Berikutadalah Macam-Macam Gerakan Tari-Tarian Tradisional Daerah Jawa Tengah; 1. Tari Bedhaya Ketawang. Tarian tradisional pertama adalah Bedhaya Ketawang yang mengandung arti di setiap masing-masing kata. ‘bedhaya’ yang artinya penari wanita dan ‘ketawang’ artinya langit. Bila disatukan Bedhaya Ketawang ini mengandung arti penari
oywdc.